Setelah terbentuknya KONI di tengkat nasional pada 31 Desember 1966 sesuai dengan pembentukan Sekretariat bersama Induk-induk Organisasi Cabang Olahraga pada 25 Desember 1965 yang menyepakati untuk mengganti Dewan Olahraga Indonesia menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai organisasi yang mandiri dan bebas dari pengaruh politik.
Keputusan tersebut dikukuhkan dengan surat keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1967 setelah Presiden Soeharto membentuk Kabinet Ampera, yang kemudian membubarkan Depora dan membentuk Direktorat Jenderal Olahraga di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sejak saat itu, banyak terdapat perubahan konstelasi kelembagaan KONI. Dalam laman KONI tidak dipaparkan perubahan apa saja yang terjadi pada kelembagaan KONI pada periode waktu tersebut.
Seiring dengan terbentuknya idnuk organisasi tersebut, sejumlah daerah kemudian mengikuti mulai dari Provinsi hingga Kabupaten. Untuk Banjarnegara sendiri, KONI terbentuk pada tahun 1994 yang dipimpin langsung oleh Soemargo SP, SH hingga tahun 1998.
Setelah selesai masa tugas, ekstafet kepemimpinan KONI Banjarnegara diemban oleh Drs Nurahmad hingga periode 2002, pada periode ini, Banjarnegara memiliki 17 cabang olahraga dan mengikuti Porda yang dilaksanakan di Semarang dengan raihan 3 emas, 5 perak, dan 6 perunggu dan masuk peringkat 22 jawa tengah.
Tida medali emas tersebut didapat dari cabang tinju 2 emas dan pencak silat 1 emas, sedangkan 5 perak diperoleh dari cabang tinju 1, pencak silat 2, sepak bola 1, dan judo 1, sementara 6 medali perunggu disumbang oleh cabang tinju 2 medali, pencak silat 2 medali, panjat tebing dan golf masing-masing 1 medali.
Usai masa jabatan, ekspafet kepemimpinan KONI Banjarnegara beralih pada Drs Saeful Muzad MM yang menjabat selama dua periode, yakni 2002 hingga 2010, selama masa jabatannya, beberapa prestasi berhasil ditorehkan, termasuk menembus rangking 7 pada Porda 2005 dengan raihan 20 medali emas, 12 perak, dan 18 perunggu.
Pada kejuaraan itu, angkat berat dan angkat besi menjadi penyumbang medali emas terbanyak dengan meraih 5 medali emas, disusul oleh cabang pencak silat dan golf yang masing-maisng menyabet 4 medali emas.
Pada era ini juga dicetuskan multi event empat tahunan untuk wilayah karesidenan Kedu, Pekalongan dan Banyumas (Dulongmas) yang meliputi 17 kabupaten kota. Kejuaraan yang bertajuk Porwil Dulongmas ini pertama kali dilakukan di Kabupaten Banyumas tahun 2007 dengan mempertandingkan 15 cabang olahraga. Dalam event ini, Banjarnegara berhasil merebut posisi runner up dengan torehan 31 medali emas, 19 perak, dan 18 perunggu di bawah tuan rumah Banyumas yang meraih 82 emas, 60 perak, dan 74 perunggu.
Pada tahun 2009, pekan olahraga daerah yang semula Porda berubah menjadi Porprov, pelaksanaan ini dilakukan di Kota Solo Raya, dan Banjarnegara menembus posisi 11 dengan torehan 17 medali emas, 12 perak, dan 13 perunggu.
Selesai masa jabatan Drs Saeful Muzad MM di tahun 2010, ketua KONI Banjarnegara dijabat oleh oetomo S.Sos yang juga menjabat selama dua periode, yakni 2010 hingga 2018, tak hanya itu Oetomo juga menjalani masa perpanjangan jabatan hingga 2019 karena 2018 bertepatan dengan pelaksanaan Porprov di Kota Solo Raya.
Mengawali kepemimpinanya, Oetomo berhasil menempatkan kontingen Banjarnegara pada posisi ke 3 di Porwil Dulongmas II tahun 2011 dengan torehan 43 medali emas, 29 perak, dan 42 perunggu. Sementara di ajang Porprov 2013 di Kabupaten Banyumas, Banjarnegara menduduki peringkat 9 dengan raihan 20 medali emas, 15 perak, dan 18 perunggu.
Selain itu, pada Porwil Dulongmas III di Kota Magelang tahun 2015, Banjarnegara berhasil masuk peringkat 3 dengan torehan 48 medali emas, 29 perak, dan 36 perunggu. Di akhir masa jabatannya tahun 2018, Oetomo membawa Banjarnegara meraih peringkat 13 dengan raihan 17 emas, 8 perak, dan 13 perunggu.
Memasuki tahun 2019, KONI Banjarnegara memilih ketua baru setelah ketua umum sebelumnya Oetomo habis masa jabatan, dalam pemilihan ini, Sekum PSSI Banjarnegara Nurohman Ahong S.Pd MM terpilih sebagai ketua Umum KONI Banjarnegara periode 2019-2023.
Di awal kepemimpinannya, Nurohman menggerakan seluruh cabang olahraga yang ada di Banjarnegara melalui pemasalan. Tak hanya itu, beragam persiapan juga dilakukan untuk pelaksanaan Pordulongmas yang sedianya dilaksanakan pada Oktober 2020, namun semua kegiatan dihentikan karena adanya pandemi covid 19.
Selama masa pandemi itu pula seluruh kegiatan olahraga dihentikan, tidak hanya di Banjarnegara, tetapi juga hingga tingkat internasional, berbagai agenda olahraga mengalami pendundaan, termasuk PON Papua yang sedianya dilakukan pada tahun 2020.
Tak mau vakum dari kegiatan olahraga, Nurohman bersama dengan punggawa KONI Banjarnegara terus melakukan pergerakan pembinaan olahraga hingga tingkat desa, termasuk dengan menggelar pelatihan instruktur senam dan pelatihan pelatih bola voli untuk masyarakat desa.
Dari pelatihan ini, maka setiap desa memiliki pelatih bola voli dan senam yang memiliki kometensi memadai sesuai dengan standart kepelatihan di tingkat provinsi.
Tidak hanya itu, berbagai terobosan juga dilakukannya, mulai dari pergerakan dan pemetaan wilayah sebagai potensi sentral atlet, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, hingga pembuatan sentra data atlet melalui aplikasi yang disebuknya dengan istilah Sida Kon Banter atau Sistem Informasi Data Atlet Koni Banjarnegara Terpadu.
Melalui aplikasi ini, semua atlet dan pelatih di setiap cabang olahraga yang ada di Banjarnegara akan terpantau, mulai dari jadwal latihan, peningkatan kemampuan, hingga kejuaraan yang diikuti. Aplikasi ini sekaligus menjawab dari keterbukaan KONI Banjarnegara dalam mengelola dan membina olahraga prestasi.
Memasuki akhir tahun 2020, KONI Banjarnegara juga membentuk Koordinator Olahraga Kecamatan (KOK) dimana KOK ini merupakan kepanjangan tangan dari KONI Banjarnegara di tingkat kecamatan. KOK ini juga memiliki tugas membina dan melakukan komunikasi dengan cabang olahraga di tingkat kecamatan, termasuk menjadikan wadah sekaligus penjaring atlet potensial yang ada di daerah.
Selain itu, KOK juga ikut melakukan pembinaan prestasi olahraga di tingkat kecamatan, KOK ini yang nantinya menggelar kejuaraan olahraga antar desa di setiap kecamatan sebagai bentuk kesinambungan dan pembinaan olahraga dimulai dari tingkat bawah, nantinya pemenang dari tingkat kecamatan tersebut akan mewakili kecamatan di tingkat kabupaten. (humas koni)