Oleh : Nurohman S.Pd, MM
PRESTASI olahraga bisa menjadi bagian dari indikator kemajuan suatu negara, dalam skala lebih kecil tentu saja kemajuan olahraga satu daerah bisa membawa dan mengangkat daerah tersebut, termasuk kabupaten.
Langkah ini menjadi satu motivasi dalam meningkatkan prestasi olahraga di Banjarnegara, sebagai ketua umum KONI Banjarnegara, Prstasi Pekan Olahraga Provinsi tentu akan menjadi tolok ukur keberhasilan dalam mengembangkan olahraga dan prestasi bagi Banjarnegara.
Melihat dari sejarah gelaran prestasi olahraga Banjarnegara di multievent 4 tahunan, prestasi Banjarnegara selalu berada di papan atas, bahkan Banjarnegara pernah merangsek ke peringkat 7 pada gelaran Porprov tahun 2005 dengan raihan 20 medali emas, 12 perak, dan 16 perunggu dari 33 cabang olahraga yang diikuti, saat itu masih menggunakan nama Pekan Olahraga Daerah (Porda) di Semarang. Sebelumnya pada Porda tahun 2001 Banjarnegara yang mengikuti 17 cabang olahraga hanya meraih 3 emas, 5 perak, dan 6 perunggu.
Berlanjut ke pesta olahraga jawa tengah tahun 2009 di Surakarta, Banjarnegara berhasil mengoleksi 17 medali emas, 12 perak, dan 13 perunggu dengan mengikuti 20 cabang olahraga, dari perolehan tersebut Banjarnegara menduduki peringkat 12 klasemen akhir.
Empat tahun perselang, Porprov Jateng digelar di Banyumas, saat itu Banjarnegara mengikuti 22 cabang olahraga dan berhasil meraih 20 medali emas, 15 perak, dan 18 perunggu dan bertahan di peringkat 12 klasemen akhir. Setelah itu, Poprov kembali digelar di Kota Solo Raya tahun 2018, dalam event tersebut, Banjarnegara yang mengikiti 25 cabang olahraga berhasil menduduki peringkat 13 dengan meraih 17 emas, 8 perak, dan 13 perunggu.
Lonjakan prestasi kembali dibuktikan dalam gelaran Porprov XVI yang digelar di Pati Raya, dengan mengikuti 28 cabang olahraga, Banjarnegara sukses mengembalikan kejayaan olahraga Banjarnegara dengan menduduki peringkat 9 dengan 29 medali emas, 18 perak, dan 28 perunggu.
Melihat data tersebut, prestasi olahraga Kabupaten Banjarnegara tidak bisa dipandang remeh, Kota Dawet Ayu ini mampu bersaing dengan 34 Kabupaten Kota di Jawa Tengah yang dari sisi keuangan daerah dan fasilitas olahraga berada di atas Banjarnegara.
Jika melihat satu ‘Jorgan’ tentang prestasi olahraga satu daerah menggambarkan kemajuan daerah tersebut, maka posisi Banjarnegara selalu berada di papan atas.
Apakah benar demikian?, Mari kita lihat secara data dan statistik yang ada. Dari sisi sarana dan prasarana olahraga, Banjarnegara justru tergolong yang sangat minim fasilitas jika dibandingkan dengan pencapaian para atlet di Porprov.
Fasilitas olahraga di Banjarnegara sangat terbatas, bahkan Banjarnegara belum memiliki gedung olahraga yang representatif. Disisi lain, dari sisi perekonomian, Upah Minimum Kabupaten (UMK) Banjarnegara tahun 2023 juga berada di urutan terrendah se Jawa Tengah dengan Rp 1.958.169.69.
Tak hanya itu, melihat dari anggaran daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Banjarnegara, APBD Banjarnegara hanya berada di kisaran angka Rp 2,2 triliun, angka ini tergolong kecil dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa tengah.
Lalu, mengapa dengan kondisi minimalis olahraga Banjarnegara mampu meraih prestasi maksimalis?
Manajemen pembinaan olahraga prestasi menjadi satu kunci keberhasilan Banjarnegara menembus peringkat 9 Porprov Jateng tahun 2023, semangat dan motivasi dari jajaran pengurus cabang olahraga, pelatih, dan atlet serta dukungan dari Pemerintah daerah menjadi satu simbuk kebersamaan untuk meraih prestasi.
Slogan ‘Gembrabad’ dari kepengurusan KONI Banjarnegara periode 2019-2023 ini menjadi satu semangat bersama dalam menggapai prestasi. Tak hanya itu, keterlibatan semua pihak dengan kerja keras dan kerja cerdas yang tak kenal waktu menambah semangat para atlet dan pelatih untuk terus berjuang bersama.
Beberapa terobosan juga dilakukan oleh KONI Banjarnegara dengan menghidupkan kembali olahraga hingga ke pelosok Banjarnegara dengan menggerakkan Koordinator Olahraga Kecamatan (KOK) sebagai kepanjangan tangan dari KONI Banjarnegara.
Upaya itu mendapat sambut luar biasa. KOK dengan penuh semangat dan kebersamaan terus menggairahkan olahraga di masyarakat, meski dengan skala tingkat kecamatan, KOK mampu menggerakkan olahraga masyarakat melalui berbagai event yang mampu menyedot perhatian dan semangat olahraga bagi seluruh masyarakat di desa.
Demi menunjang kegiatan di tingkat kecamatan, KONI Banjarnegara hanya memberikan stimulus sebesar Rp 12 juta untuk setiap KOK, namun KOK mampu mengelola dengan baik dan sukses menggerakkan kegiatan olahraga di masyarakat.
Tidak sampai disitu, motivasi terkait pergerakan dan pembinaan olahraga ditingkat desa yang dilakukan oleh KONI Banjarnegara bersama KOK juga sukses memancing pemerintah desa dan warga untuk membangun sarana olahraga.
Terbukti, tak kurang dari 16 desa mampu membangun gedung olahraga serbaguna, seperti Pejawaran, Tapen, Pagedongan, Sipedang, Paseh, Gunung Giana, Ampelsari, serta sejumlah desa kini sudah memiliki sarana olahraga. Dukungan dari cabang olahraga juga terus dilakukan dengan menggelar pelatihan lisensi pelatih, termasuk mendatangkan pelatih nasional dari luar daerah.
Langkah ini merupakan satu bukti bahwa kemajuan olahraga tidak hanya dilakukan oleh atlet dan pelatih, tetapi masyarakat luas juga memiliki peranan penting. Inilah semangat olahraga yang sebetulnya, bahkan jika dikelola dengan baik, kegiatan olahraga dapat menghidupkan simpul-simpul ekonomi kerakyatan, termasuk sektor pariwisata dengan tetap menjaga persaudaraan dan persatuan bangsa.
Melihat prestasi olahraga Banjarnegara, pemerintah daerah juga mulai melirik untuk memberikan fasilitas pendukung sarana dan prasarana olahraga, bahkan untuk mempertahankan gairah olahraga di Banjarnegara, venue Sepatu roda yang bisa melibatkan ratusan anak-anak Banjarnegara untuk berolahraga mulai dipersiapkan, tribun penonton pada venue renang juga sangat diperhitungkan, adanya kolam renang lengkap dengan fasilitas pendukung dapat memberikan keuntungan dari sisi ekonomi.
Semoga peluang-peluang ini mampu ditangkap dengan jeli oleh para pemangku kebijakan, sehingga secara perlahan namun pasti, sarana dan prasarana olahraga dapat terwujud di Banjarnegara.
Keberadaan Gelanggang Olahraga (GOR) sebagai satu icon dari olahraga juga perlu dibangun di Banjarnegara, sebab keberadaan GOR akan mampu membangkitkan event-event regional maupun nasional yang bisa mendatangkan ratusan warga ke Banjarnegara.
Banyumas punya GOR Satria, Purbalingga punya Guntur Daryono, Cilacap punya GOR Wijaya Kusuma, Temanggung punya GOR Bambu Runcing, Pekalongan punya GOR Kolopaking, sedangkan Banjarnegara hanya memiliki GOR Pemuda yang secara kapasitas dan sarana sangat kurang layak, sehingga butuh sentuhan dari pemerintah.
Mimpi masyarakat Banjarnegara ke depan Banjarnegara menjadi salah satu kota olahraga yang mendukung ekonomi dan pendidikan, kesehatan, serta prestasi bagi Banjarnegara.