BANJARNEGARA,Konibara.com-Setelah ditetapkan sebagai kontingen Banjarnegara untuk babak kualifikasi Porprov XVII Jateng, Pengurus Kabupaten Cabang Olahraga Wushu dan Muaythai melakukan tes fisik dan kebugaran, serta uji kadar lemak tubuh.
Tes fisik dan kebugaran serta uji kadar lemak dalam tubuh ini menjadi sangat penting untuk mengetahui kondisi fisik atlet sebelum memasuki masa pemusatan latihan daerah (Pelatda) untuk menghadapi babak kualifikasi yang akan dilaksanakan tahun 2025 ini.
Tes fisik kebugaran dan uji kadar lemak tubuh dilakukan dengan beberapa metode, mulai dari beeptest, lari 12 menit, push up, set up, pull up, back up, hingga pengukuran kadar lemak dengan menggunakan Body Fat Monitor.
Ketua Pengkab Wushu Banjarnegara Muhammad Ali mengatakan, tes fisik dan uji kadar lemak tubuh ini dilakukan untuk melihat kondisi atlet sebelum masuk Pelatda, sehingga pelatih dapat mengetahui sejauh mana kondisi atlet sebelum masuk Pelatda.
“Hasil yang didapat ini, bisa menjadi catatan dan evaluasi bagi pengurus dalm pelatih untuk menyiapkan para atletnya lebih baik lagi,” katanya.
Menurutnya, hasil tes ini akan menjadi bahan, tentunya bagi atlet yang hasilnya kurang baik masih ada waktu untuk membenahi, sehingga pada saatnya nanti, atlet benar-benar siap untuk berlatih guna meningkatkan kemampuannya.
“Rencananya Pelatda akan dimulai pada Februari mendatang, sehingga para atlet Pelatda ini mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya, untuk kemudian merebut tiket lolos Porprov Jateng XVII Jateng 2026 yang akan dilaksanakan tahun 2025,” katanya.
Ketua Pengkab Muaythai Banjarnegara M Arif BW mengatakan, dalam tes fisik dan tes kadar lemak tubuh bagi atlet ini menjadi penting, dan kali ini pihaknya sengaja menggelar ters bersama dengan Wushu, sebab ada kesamaan dalam standart fisik dan teknik pertandingan, khususnya untuk Wushu Sanda.
“Kita sengaja menggelar ini bersama, harapannya ada tambahan motivasi dan bersaing secara sehat untuk menjadi yang terbaik,” katanya.
Menurutnya, untuk tes fisik dan uji kadar lemak atlet ini dua cabang olahraga ini menggandeng dengan Universtias Negeri Semarang (Unnes). “Kita kerjasama dengan para mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), termasuk mahasiswa program gizi FIK Unnes,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KONI Banjarnegara Nurohman Ahong mengatakan, terobosan yang dilakukan oleh Wushu dan Muaythai ini sangat baik, dan ini membuktikan cabang tersebut berusaha mempersiapkan atletnya dengan baik, tidak hanya fisik tetapi juga kebugaran dan kadar lemak pada atlet.
Tes kebugaran bagi atlet pada awal ini sangat penting, sebab hasil dari tes ini menjadi bahan bagi pelatih untuk menentukan program dan porsi dalam berlatih, sehingga atlet yang akan diturunkan benar-benar siap tempur dan meraih yang terbaik.
“Tentu saja ini sangat baik, dan dimana hasil tes ini bisa menjadi pembanding bagi masing-masing atlet sesuai dengan kriterianya,” katanya.